
Dunia bisnis modern sering digambarkan dengan akronim VUCA: Volatility (gejolak), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas), dan Ambiguity (ambiguitas). Para pemimpin dan organisasi menghabiskan sumber daya yang tak terhitung untuk mencoba mengendalikan, memprediksi, dan memitigasi ketidakpastian ini. Namun, bagaimana jika pendekatan yang paling radikal dan efektif bukanlah dengan melawan ketidakpastian, melainkan dengan merangkulnya?
Pema Chödrön, dalam karyanya "Comfortable with Uncertainty," menawarkan sebuah perspektif yang, meskipun berakar pada tradisi spiritual Buddhis, memiliki relevansi yang mendalam bagi organisasi masa kini. Konsep utamanya adalah bahwa penderitaan—baik secara individu maupun kolektif—muncul dari penolakan kita terhadap kenyataan bahwa hidup pada dasarnya tidak memiliki pijakan yang kokoh (groundlessness). Kita terus-menerus mencari keamanan, prediktabilitas, dan kenyamanan, padahal sifat dasar dari eksistensi adalah perubahan dan ketidakkekalan.
INIKOPER kali ini akan mengupas esensi dari ajaran "nyaman dengan ketidakpastian" dan menjabarkan apa artinya dalam konteks organisasi, mengapa prinsip ini krusial untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan, serta bagaimana cara menerapkannya secara praktis di lingkungan kerja.
No comments yet. Be the first to say something!