
Di tengah dunia yang semakin kompleks, model kepemimpinan tradisional yang bertumpu pada satu pahlawan tidak lagi relevan. Kita membutuhkan pendekatan baru yang terinspirasi dari cara kerja sistem kehidupan itu sendiri: adaptif, relasional, dan cerdas secara kolektif. Berakar pada gagasan "symmathesy" atau pembelajaran bersama dari Nora Bateson, kepemimpinan kolektif mengajak kita beralih dari sekadar membagi tugas, menuju upaya menumbuhkan kapasitas sebuah sistem untuk belajar dan merespons secara bersama-sama dalam sebuah tarian pembelajaran yang berkelanjutan.
Inti dari kepemimpinan ini adalah seni memelihara konteks dan merasakan "data hangat" (warm data)—informasi yang hidup dalam jalinan hubungan antar-elemen. Ia tidak diwujudkan melalui bagan organisasi, melainkan dengan menciptakan ruang di mana kebijaksanaan kolektif dapat muncul. Peran pemimpin pun bertransformasi, dari seorang komandan yang memberi perintah, menjadi seorang fasilitator atau "tukang kebun" yang merawat tanah agar kehidupan dapat tumbuh subur, bukan memaksanya untuk mekar.
Pada akhirnya, praktik ini lebih dari sekadar strategi manajemen; ia adalah sebuah praktik etis untuk mengatasi masalah-masalah pelik yang tak terpecahkan oleh solusi teknis. Dengan memfokuskan diri pada kesehatan hubungan dan pembelajaran bersama, kita tidak hanya membangun sistem yang lebih tangguh dan adaptif, tetapi juga mulai memperbaiki relasi kita yang retak dengan sesama dan alam. Inilah undangan untuk beralih dari mengelola "benda" menjadi merawat "hubungan", dari kejeniusan individu menuju kebijaksanaan kolektif.
No comments yet. Be the first to say something!